SOE HOK GIE , sosok Inspirator para Pendaki dan MAPALA


Mengenal Soe Hok Gie


Soe Hok gie, sebuah nama yang mungkin sekidikit kalian dengar. Bagi para pendaki, pecinta alam, mahasiswa pecinta alam mungkin sudah tidak asing lagi dengan sosok yang bernama Soe Hok Gie.


Soe Hok Gie dari namanya sudah bisa dipastikan itu bukan nama suku jawa, batak, bali atau yang lain. Melainkan nama dengan etnis Thiong Hoa. 

Yups, Soe Hok gie memang dilahirkan dari keluarga Thiong Hoa yang lahir pada 17 Desember 1942 di kota Jakarta. Leluhur Soe Hok Gie sendiri berasal dari Provinsi Hainan, Republik Rakyat Thiongkok. Ayahnya bernama Soe Lie Pit dan dia merupakan anak keempat dari 5 bersaudara












Soe Hok Gie

Dilihat dari tahunnya dia lahir pada era reformasi  di kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto.

Benar sekali dia adalah aktivis mahasiswa di kampusnya. Di kampus UI dan Fakultas sastra dia menempuh pendidikan dari tahun 1962-1969. Semasa kuliah dia tidak hanya diam, Su (panggilannya) merupakan mahasiswa kritis dikelas bahkan dikampusnya. Dia hanya ingin kebenaran yang ada di bumi dan tidak ada penyiksaan antar golongan. 

Bagi saya Kebenaran biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan
 Dan kita  tidak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita (Soe Hok Gie)

Asal benar dia berani melawan bahkan gurunya pun kalau ada kata salah langsung dikritisi oleh Su.

Murid bukan kerbau dan guru bukanlah dewa (Soe Hok Gie)
Saya tak mau jadi pohon bambu saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin


Soe Hok Gie sering mengikuti kegiata kampus, perpolitikan kampus, dan kegiatan ekstra yaitu mendaki. Soe hok gie merupakan sosok demokratis yang tidak menyukai korupsi, kolusi, dan nepotisme. Walaupun dia berasal dari etnis thionghoa tapi dia tidak membeda bedakan siapapun temannya, agamanya, ataupun kulitnya. Yang dia inginkan hanyalah persamaan hak antar sesama

Hal ini ditunjukkan dengan menolaknya untuk mengikuti organisasi kerohanian  agamanya dikarenakan hanya untuk kepentingan politik semata. Bahkan di cerita hidupnya dia sampai mau mencalonkan diri menjadi ketua bem agar menghentikan KKN di tubuh BEM yang pada akhirnya mencalonkan sahabatnya menjadi calon lawan.


I’m not an idealist anymore, i’m a bitter realist (Soe Hok Gie)


Selepas dia lulus kuliah dia diterima di kampusnya untuk menjadi dosen. Pemikiran dia yang kritis, demokratis masih dia bawa ketika mengajar. Bahkan dia sering demo mengkritisi pemerintahan pada waktu itu. Dengan kemampuan orasi  dia bahkan mampu mengerahkan masa hingga lengsernya  kepemimpinan Soekarno yang digantikan Soeharto. Namun dia tetap mengkritisi apa yang menjadi kebijakan Soeharto termasuk soal PKI.

Sifat dia sedikit banyak memang harus kita terapkan pada dunia nyata. Selain itu dia juga seorang penulis yang produktif . banyak perusahaan yang menggunakan jasa beliau diantaranya kompas, harian kami, sinar harapan, mahasiswa indonesia, indonesia raya.

Saya memutuskan saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan dari pada menyerah dalam kemunafikan. (Soe Hok Gie)

Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor, jika suatu nanti kalian tidak bisa menghindari maka terjunlah.

Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedekilan terhadap penghianatan, terhadap segala-gala yang non humanis. (Soe Hok Gie)

Soe hok Gie menerbitkan buku hariannya yang berjudul “catatan seorang demonstran” dan buku tersebut menjadi inspirasi untuk film Gie pada tahun 2005 yang diperankan oleh Nicolas saputra.

Soe hok gie meninggal di gunung semeru 3676 mdpl sehari sebelum ulang tahunnya yang ke 26 tahun  16 desember 1969 bersama  sahabatnya Ihdan Lubis. Penyebab kematiannya pun masih belum jelas dikarenakan banyak persepsi persepsi di jaman reformasi.

Namun yang memungkinkan adalah dia menghirup gas beracun ketika mendaki hapir sampai puncak.dan seketika itu rakyat indonesia pun gelap. Tidak ada lagi sosok pemberani politik yang tidak pandang bulu seperti beliau.




Pendaki dan Soe Hok Gie

Soe hok gie memang sudah dikenal hampir semua pendaki, dikarenakan dedikasinya akan alam dan sifat nasionalisnya. Sehingga di bangku kuliah dia membuat organisasi Mahasiswa Pecinta Alam di singkat MAPALA yang sampai sekarang di jadikan nama organisasi pecinta alam kampus di indonesia.

Selain hobinya menulis, su sapaan akrabnya sering mendaki gunung gunung. Dia menjadikan tempat tempat dingin itu tempat mencari inspirasi, merenung, dan menjadikan dia semakin cinta tanah air.

Dimana tempat favorit dia adalah di alun alun surya kencana, gunung gede parangrango.
Banyak puisi yang di ciptakan dia ketika dia di alam. Sedikit banyak para mahasiswa menjadikan kisah hidup su sebagai inspirasi hidupnya. Tak pelak hobi mahasiswa mahasiswa pada saat ini bermain di alam yaitu dengan mendaki gunung dengan memainkan music karya soe hok gie.


Vandel in memoriam Soe Hok Gie di mahameru
jalur menuju puncak mahameru
 Namun sangat tragis sekali disaat sehari sebelum perayaan ulangtahun soe hok gie, die menghirup gas beracun sehingga membuat dia mninggal di puncak para dewa, puncak tertinggi di Pulau Jawa. segala dedikasi dan perjuangan semasa hidupnya akan selalu dikenang. semoga kau tenang disana.

Referensi : Film Gie (2005)
                  buku catatan seorang demonstran

Komentar